Senin, 02 Maret 2015

Debu dan Berlari

Debu dan Berlari


Tempat ini sudah berdebu
oleh rasa yang bertumpuk-tumpuk
dan harap yang urakan
Kubiarkan kosong saja dulu
Karna siapa tahu…siapa tahu
Haha
Ke-siapatahu-an menggelayut dalam hela napas
Menghidupi menjalar dalam setiap jalan kecil pikiranku
Lamat-lamat kudengar ada yang tertawa geli
Semakin dekat semakin nyaring
Pengecut!, katanya.

***

Tiga, dua, satu….mulai!
Dunia seisinya sedang berlari.
Menuju garisnya masing-masing.
Aku pun terpaksa berlari tak terkecuali.
Peraturannya hanya satu: jika berhenti kau akan terpental.
Lihatlah sekitar, dengan itu mungkin kau tak akan lelah.
Karna semua muka lelah maka tiada-lah lelah.
Saking cepat semua sampai lupa Lupa ada kata ‘lupa’.
Bagaimana dengan yang sedang istirahat sejenak.
Mereka sudah mati.
Bersama ingatan yang masih mereka rawat baik-baik.

Cibinong, 2014

karya: faizaru, Faiza Ratna Umaro





************
Menurut saya (blogger), ini puisi indah betul. Menceritakan kisah cinta secara tersirat namun indah. Hati yang kosong karena ditinggal penghuninya (sang tambatan hati) lalu membiarkannya tak terisi dengan orang lain dahulu. Dan berharap, siapa tahu.. Indah..

Bait kedua, berkisah tentang dunia ini. Semua orang mengejar cita-citanya, maka terpaksa kita juga harus. Jika tidak, kita akan tertinggal jauh dan kalah. Begitulah, kegagalan cinta tidak kemudian menghalangi kita untuk meraih cita-cita dan kesuksesan..

Secara jujur saya mengagumi puisi ini.

Sumber puisi: Jejak Faizaru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar