Rabu, 25 November 2015

Mengenal Gerakan Islah Nizamul Mulk dan Imam Al-Ghazali

Oleh: Warsito



Tulisan ini merupakan ringkasan dari buku Misteri Masa Kelam Islam dan Kemenangan Perang Salib karya Majid Irsan al-Kilani. Pada tulisan ini dibahas tentang gerakan Islah pada rentang tahun 450 H hingga 500 H. Selama ini yang kita kenal hanyalah gerakan Islah yang dilakukan oleh Imam al-Ghazali, dan sedikit sekali yang mengkaji tentang gerakan Islah lainnya. Maka tulisan ini hadir untuk membahas itu. Selain sedikit membahas gerakan Islah yang dilakukan oleh Imam al-Ghazali,  tulisan ini juga mengkaji gerakan Islah yang dilakukan oleh Nizamul Mulk.

Pada tahun itu, umat Islam mengalami masa-masa kelam. Beruntung saat itu lahir tokoh-tokoh penyelamat kebangkitan Islam. Tokoh dari kalangan politik maupun ulama berusaha melakukan  perbaikan di dalam umat Islam.     Ada perbedaan gerakan perbaikan atau Islah yang dilakukan oleh dua kalangan ini.

Nizamul Mulk, seorang Perdana Menteri Bani Saljuq, memerintah dibawah Raja Bani Saljuq yang bernama Sultan Maliksyah, mengawali gerakan Islah lewat jalur politik. Gerakan Islah adalah istilah yang dipakai untuk menyebut gerakan perbaikan atau pembaruan yang dilakukan oleh tokoh atau ulama Islam masa lampau. Gerakan  untuk memperbaiki kondisi umat Islam saat itu yang tengah terpuruk. Umat Islam terpecah persatuannya dan baru saja kalah dari perang Salib. Untuk itulah gerakan Islah ini muncul.
  
Sebelum memulai gerakan islah pada tingkat aqidah, ada tahap di mana gerakan perubahan dilakukan dengan nuansa politik yang kental, namun tidak berhasil. Penguasa pada saat itu ingin menghujamkan pengaruhnya kepada rakyat. Upaya Islah Bani Saljuq belum berhasil, karena disusupi kepentingan politis. Adapun masalah yang menjadi penyebab utama umat islam sulit bersatu untuk bangkit adalah karena pemimpin yang serakah akan kekuasaan. Orang-orang yang ingin menguasai sarana publik selalu muncul saat itu. Selain hal tersebut, ada unsur lain yang menghambat persatuan umat. Masyarakat terbagi dalam berbagai kelompok, madzhab dan fanatisme. Masing-masing kelompok ingin menguasai bidang pekerjaan dan jabatan demi merasakan kesenangan dunia.


Bani Saljuq Pelopor Islah Jalur Politik

Pada saat itu, keadaan umat Islam terpuruk. Seorang menteri dari pemerintahan bani Saljuq bernama Nizamul Mulk berusaha untuk memperbaiki keadaan melalui jalur politik. Peran penting yang terkenal dari pemerintahan Bani Saljuq adalah pendirian madrasah yang terkenal hingga kini, yakni Madrasah Nizhamiyah. Kesuksesan pembangunan universitas dan lembaga pendidikan saat itu tak lepas dari peran penting Menteri Nizamul Mulk. Beliau adalah pejabat yang berpandangan lurus dan tidak fanatik terhadap madzhab tertentu. Majelisnya selalu dihadiri oleh ulama dan para fuqaha. Beliau juga dikenal shaleh, taat beribadah dan ikhlas, serta memiliki sikap menghormati para ulama dan ahli fiqih. Ketika ditanya mengenai hal tersebut, beliau menjawab, “Mereka itulah perhiasan dunia dan akhirat, sekiranya aku mendudukkan mereka mereka diatas kepalaku, maka aku tidak menganggapnya berlebihan.”


Gambar Nizamul Mulk
Nizamul Mulk


Di bawah menteri Nizamul Mulk, Saljuq diisi banyak pejabat yang berasal dari kalangan ulama. Banyak yang menduduki jabatan penting dan strategis, mulai dari militer hingga mahkamah dan institusi hisbah (perdagangan, muamalah). Ada Imam al-Juwaini, Abu Ishak asy-Syairazi, Abu al-Qasim al-Qusyairi, Abu Ali al-Farandi, sampai Imam al-Ghazali dan al-Kiya al-Hirasyi.

Dalam upaya Islah itu, Bani Saljuq memang punya tujuan utama membuang pengaruh Dinasti Fathimiyah, yakni kerajaan Syi’ah di Mesir. Para ulama mendukung langkah politik Bani Saljuq. Setelah pengaruh dari Dinasti Fathimiyah ini telah lenyap, tujuan Islah ini sayangnya berubah haluan menjadi lebih bersifat duniawi.

Adapun raja pada saat itu ialah Sultan Maliksyah, memanfaatkan gerakan islah itu untuk menguatkan hegemoni pribadi dan keluarganya. Perubahan haluan ini membawa kerajaan Bani Saljuq pada perpecahan. Usaha mulia yang diusung Nizamul Mulk berbenturan dengan kepentingan pemerintahan pusat. Kegiatan yang baik oleh pemerintah sering dipelintir untuk meningkatkan citra baik mereka agar mendapat perhatian dari rakyat.

Melihat keadaan ini, Nizamul Mulk kemudian menempatkan tokoh-tokoh ulama yang telah matang untuk mengemban amanah di pemerintah pada posisi penting dan jabatan tinggi. Hal ini bertujuan untuk tetap mewujufkan tujuan awal dari Ishlah yaitu perbaikan umat. Nizamul Mulk yang telah berjasa membuat kekuasaan jatuh ketangan Maliksyah tetap dimusuhi karena keputusannya tersebut. Ia dituduh telah melakukan nepotisme, menempatkan orang-orang dekatnya untuk menduduki posisi penting. 

Sejak saat itu hubungan Sultan dan Nizamul Mulk beserta para tokoh madzhab Syafi’i-Asy’ari mulai memburuk. Meskipun sempat ada hubungan baik antara pemerintah dengan ulama, hal tersebut tidaklah bertahan lama. Pada hakikatnya, kebaikan tak akan menyatu dengan keburukan. 

Puncak dari permusuhan ini adalah wafatnya Nizamul Mulk. Hal ini menjadikan berakhirnya hubungan antara pemerintah Bani Saljuq dengan ulama madzhab Syafi’i-Asy’ari. 


Imam al-Ghazali Pelopor Islah Para Ulama

Perkembangan yang terjadi dalam pemerintahan kemudian membuat orang-orang yang ikhlas mulai menghindar dari kekacauan. Mereka mengobati rasa kecewa dengan berbagai macam cara. Ada yang mengasingkan diri, ada pula yang mundur dari lingkungan yang penuh syubhat dan jabatan. Mereka memfokuskan diri untuk berbenah. Mereka mengevaluasi dan memperbarui pemikiran dan konsep yang telah diterapkan, agar bisa kembali ke masyarakat untuk memulai Islah kembali. Cara yang kedua ditempuh oleh beberapa ulama yang dipelopori oleh Imam al-Ghazali. 

Imam al-Ghazali kemudian mendirikan sebuah madrasah untuk mengajarkan ilmu-ilmu agama pada umat. Meskipun catatan sejarah tentang madrasah ini tak terlalu banyak yang diketahui, pengaruhnya mampu mengalahkan hegemoni pasukan salib di kemudian hari.



* * * * *

Rujukan:
Al-Kilani, M.I. (2007). Misteri Masa Kelam Islam dan Kemenangan Perang Salib. Bekasi: Kalam Aulia Mediatama.



----------

Tulisan ini diterbitkan berupa buletin Jum’at at-Tafakkur DISC Masjid UI, edisi II tanggal 24 Muharram 1437/06 November 2015.


Buletin Jum'at at-Tafakkur DISC Masjid UI
Buletin Jum'at at-Tafakkur DISC Masjid UI


Buletin at-Tafakkur DISC Masjid UI diterbitkan oleh Departemen Penerbitan DISC Masjid UI 1437. Berisi tulisan para penggiat DISC Masjid UI hasil dari diskusi rutin yang dilaksanakan. DISC Masjid UI berikhtiar membangun kembali budaya ilmu di bidang pemikiran islam melalui diskusi pekanan, kuliah Filsafat Islam, seminar keilmuan dan tulisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar