Senin, 07 Maret 2016

Hikmah Surat Al-Fajr ayat 15-30: Tidak Kikir Terhadap Harta dan Dunia

Kitab suci umat Islam yakni Al-Qur’an adalah kitab yang tak akan pernah bisa dimanipulasi. Ia selalu terjaga keaslianya, tidak diragukan lagi. Didalamnya adalah tuntunan hidup bagi seluruh umat manusia yang mau mempelajarinya. Banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil dan patut kita renungkan, demi meraih kebahagiaan dan nikmat yang hakiki.

Penulis akan sedikit membagi pengalaman tentang salah satu hikmah yang pernah penulis rasakan. Penulis akan mengajak pembaca untuk meluangkan banyak waktu demi merenungi salah satu surat dalam Al-Qur’an. Surat Al-Fajr mengandung 30 ayat ini memiliki pelajaran yang patut kita perhatikan. Surat yang termasuk dalam juz 30 ini akan lebih mengajak kita untuk tidak kikir terhadap harta dan dunia ini, berikut penulis cantumkan.



“15. Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku".
16. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka Dia berkata: "Tuhanku menghinakanku" [1].
17. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim [2],
18. Dan kamu tidak saling mengajak memberi Makan orang miskin,
19. Dan kamu memakan harta warisan dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang haram),
20. Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.
21. Jangan (berbuat demikian). apabila bumi digoncangkan berturut-turut,
22. Dan datanglah Tuhanmu; sedang Malaikat berbaris-baris.
23. Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.
24. Dia mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini".
25. Maka pada hari itu tiada seorangpun yang menyiksa seperti siksa-Nya [3].
26. Dan tiada seorangpun yang mengikat seperti ikatan-Nya.
27. Hai jiwa yang tenang.
28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
29. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
30. Masuklah ke dalam syurga-Ku."

[1] Maksudnya: ialah Allah menyalahkan orang-orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu adalah suatu kemuliaan dan kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti yang tersebut pada ayat 15 dan 16. tetapi sebenarnya kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Tuhan bagi hamba-hamba-Nya.
[2] Yang dimaksud dengan tidak memuliakan anak yatim ialah tidak memberikan hak-haknya dan tidak berbuat baik kepadanya.
[3] Maksudnya: kekerasan azab Allah sesuai dengan keadilan-Nya.




Jika kita mau merenungi, kita akan mendapati bahwa betapa manusia memang sangat cinta akan mengumpulkan harta. Kecenderungan ini bisa membawa manusia kepada kerugian yang amat besar di akhirat nanti. Tuntutan zaman, tuntutan kemajuan dunia, status sosial, kedudukan antara si kaya dan si miskin telah memaksa masyarakat untuk berlomba-lomba mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Hingga membuat manusia tidak lagi memerhatikan halal dan haram.



Suatu Pagi, Gerimis di Margonda
Gerimis yang Mengundang Tenang - Dokumentasi Pribadi



Allah Swt begitu sayang terhadap kita, mengingatkan kita agar tidak sibuk terhadap harta, agar kita memikirkan akhirat dengan memperbanyak ibadah dan ingat kepada Allah. Menempuh jalan yang diridai-Nya adalah satu-satunya jalan keselamatan.


Semoga kita menjadi golongan jiwa-jiwa yang tenang, menempuh jalan yang diridai-Nya, masuk kedalam jannah hamba-hamba-Nya dan masuk kedalam surga-Nya.. aamiin Ya Allah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar